Rabu, 02 Juni 2010

Memilih 'Bibit Unggul' di Antara Jutaan Sperma




New York, Dalam proses pembuahan, sel telur hanya memilih satu sperma terbaik lalu menolak jutaan lainnya. Peneliti di Amerika menemukan cara untuk memisahkan sperma unggul, untuk meningkatkan keberhasilan inseminasi buatan.






Selama ini, analisis cairan semen untuk melihat kesuburan hanya didasarkan pada konsentrasi dan mobilitas sel sperma. Asumsinya, pria dikatakan subur jika memiliki jumlah sperma yang banyak dengan mobilitas yang aktif.

Cara ini tidak memberikan informasi yang cukup, sperma manakah yang memiliki kesuburan paling tinggi. Sebab hanya satu sperma terbaik yang akan dapat menembus pertahanan sel telur, untuk kemudian membuahinya.

Ini menjadi masalah ketika pria dengan jumlah sperma sedikit melakukan inseminasi buatan atau in vitro fertilization (IVF) atau dikenal dengan bayi tabung untuk mendapat keturunan. Ketika menyuntikkan sperma yang hanya sedikit itu, dokter tidak tahu apakah sperma itu unggul atau tidak.

Dikutip dari Dailymail, Rabu (2/6/2010), peneliti dari Yale University mengembangkan penanda biokimia untuk menyeleksi sperma, sehingga hanya sperma unggul saja yang disuntikkan ke sel telur. Untuk uji coba, peneliti menggunakan sampel sperma dari 50 pria.

Idenya didasari oleh teori bahwa sperma unggul akan mengikatkan diri pada asam hialuronat. Sedangkan sperma yang rusak, cacat, dan tidak subur, tidak akan terikat oleh senyawa tersebut.

Selain tidak subur, ternyata sperma juga tidak akan terikat pada asam hialuronat ketika memiliki penyimpangan kromosom. Biasanya penyimpangan tersebut terkait dengan penyakit keturunan.


Peneliti mengklaim, teknik ini dapat memisahkan sperma dengan integritas DNA paling baik. Efektivitasnya sama dengan seleksi alami yang terjadi pada sel telur.

Penelitian tersebut akan dipublikasikan dalam Journal of Andrology edisi Juni atau Juli.

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar